News

Wakil Kapten Kapal Teluk Sinabang Dikarantina di Aceh Barat

Wakil Kapten Kapal Teluk Sinabang Dikarantina di Aceh Barat
Petugas Sekretariat Tim Gugus Pencegahan dan Penanggulangan (COVID-19) Kabupaten Aceh Barat, Irsadi Aristora. (ANTARA/Teuku Dedi Iskandar)

MEULABOH (popularitas.com) – Tim Gugus Pencegahan dan Penanggulangan (COVID-19) Kabupaten Aceh Barat, melakukan karantina terhadap WA (29), seorang wakil kapten Kapal Teluk Sinabang karena diduga reaktif virus corona jenis baru atau COVID-19.

Pria asal Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur tersebut diketahui reaktif COVID-19 usai menjalani pemeriksaan cepat (rapid test) yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Meulaboh, di Pelabuhan Penyeberangan Meulaboh, Selasa (7/7/2020.

“Benar, seorang pekerja kapal berinisial WA kita karantina sementara, untuk dilakukan tes usap (swab),” kata petugas Sekretariat Tim Gugus Pencegahan dan Penanggulangan (COVID-19) Kabupaten Aceh Barat, Irsadi Aristora di Meulaboh, Selasa (7/7/2020) dilansir Antara.

Menurut dia tes cepat yang dilakukan petugas dari KKP Meulaboh tersebut ditujukan kepada semua kru kapal penumpang yang bersandar di Pelabuhan Penyeberangan Meulaboh, Aceh Barat, agar semua pekerja kapal dipastikan dalam kondisi sehat.

Namun, dari semua kru kapal yang diperiksa, ternyata seorang wakil kapten kapal berinisial WA diduga reaktif COVID-19, sehingga tim KK kemudian menghubungi Tim TGPP COVID-19 Aceh Barat untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.

“Kami masih berusaha melakukan tes usap kepada pekerja kapal ini, sekaligus dilakukan pemeriksaan oleh tim dokter untuk memastikan kondisi kesehatan pekerja kapal,” kata Irsadi.

Untuk sementara, WA terpaksa menjalani karantina di sebuah pos kesehatan di kawasan Desa Suak Raya, Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh, sambil menunggu hasil tes swab dikirimkan ke Balitbangkes Aceh di Banda Aceh.

“Kalau nanti hasil tes uji usapnya negatif, maka pekerja kapal ini diperbolehkan kembali bekerja. Tapi jika positif, maka ia akan kami rujuk ke RSUD Zainoel Abidin di Banda Aceh untuk penanganan lebih lanjut,” kata Irsadi Aristora.[acl]

Shares: