KesehatanNews

Airlangga: Vaksin Covid-19 Diberikan Secara Bertahap

Satgas: Pemberian Vaksin Massal di Inggris 'Tak akan Terjadi'
Ilustrasi - Peneliti berupaya menciptakan vaksin virus corona. (ANTARA/Shutterstock/am.)

POPULARITAS.COM – Memasuki bulan ke-8 pandemi Covid-19 melanda Indonesia, temuan dan ketersediaan vaksin jadi suatu yang krusial.

Kehadiran vaksin Covid-19 diharapkan bisa menangkal infeksi virus SARS-CoV-2, sekaligus menjadi udara segar bagi tatanan kehidupan, tak hanya di Tanah Air tetapi juga dunia yang terdampak pandemi.

Di Indonesia, sejumlah persiapan dilakukan Pemerintah guna menyambut kehadiran vaksin Covid-19 yang beberapa di antaranya tengah dalam fase uji klinis tahap III. Sejumlah kementerian bersinergi mempersiapkan pelaksanaan vaksinasi yang digadang-gadang akan dimulai pada akhir 2020 atau awal 2021.

Salah satu yang menjadi perhatian adalah prioritas target penerima vaksin Covid-19. Dari sekitar 267 juta penduduk Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut vaksin tersebut bakal disuntikkan ke 170-180 juta orang.

Menteri Koordinator Perekonomian RI Airlangga Hartarto mengatakan, dalam konferensi pers, Jumat (2/10/2020) menyebutkan pengadaan vaksin Covid-19 akan hadir secara bertahap.

Di kuartal keempat 2020 ditargetkan ada 36 juta vaksin kemudian di kuartal pertama 2021 ada 75 juta vaksin. Lalu, kuartal kedua ada 105 juta vaksin. Kemudian, kuartal ketiga dan kuartal keempat 2021 masing-masing 80 juta vaksin.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional juga menyebutkan imunisasi vaksin Covid-19 ini bakal melibatkan 10.134 puskesmas dan 2.877 rumah sakit. Bakal terlibat juga pemerintah daerah, pihak swasta, TNI dan POLRI serta 49 Kantor Kesehatan Pelabuhan di wilayah kerja masing-masing dalam pelaksanaan imunisasi.

Tak ketinggalan, sumber daya manusia yang akan melakukan vaksinasi juga tengah dipersiapkan.

“Pemerintah akan menyiapkan sumber daya manusia serta keperluan logistiknya, baik itu berupa sarana, distribusi, pelatihan berpedomann pada Kementerian Kesehatan,” tutur Airlangga.

Hal-hal teknis terkait pelaksanaan vaksinasi lainnya, sebut Airlangga, bakal diselesaikan lewat Peraturan Presiden.

Untuk memenuhi kebutuhan 320-370 juta vaksin, pemerintah Indonesia bekerja sama dengan sejumlah negara yang memproduksi vaksin Covid-19.

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi menjelaskan pemerintah telah menjalin diskusi dengan negara terkait untuk penyediaan vaksin. Mulai dari Cina, Uni Emirat Arab dan Inggris.

“Kami telah berkomunikasi secara rutin dengan Cina, Arab, maupun Inggris dalam penyediaan vaksin bagi Indonesia,” kata Retno dalam Rapat Koordinasi Persiapan Program Vaksin di Jakarta, Kamis (1/10/2020).

“Kami juga telah mengatur waktu pertemuan antar negara untuk dapat meninjau lebih lanjut mengenai uji klinis serta produksi vaksin yang nantinya akan dikirim ke Indonesia tersebut,” tuturnya.

Salah satu vaksin yang kini tengah menjalani uji klinis fase tiga adalah Sinovac. Untuk sementara, uji klinis yang dilakukan juga di Indonesia di bawah Fakultas Kedokteran Universitas Padadjaran Bandung dipimpin Kusnandi Rusmil berjalan lancar.

“Kami memperoleh informasi bahwa laporan yang diterima sampai saat ini, uji klinis berjalan dengan lancar dan tidak memperoleh efek yang berat. Intinya dapat berjalan dengan lancar dan sejauh ini hasilnya baik,” kata Retno pada Senin (28/9/2020).

Terkait anggaran pengadaan vaksin Covid-19, pemerintah Jokowi menyiapkan dana sebesar Rp 37 triliun keseluruhan tahun depan. Untuk anggaran awal atau uang muka vaksin mencapai Rp 3,3 triliun sudah tersedia. Hal ini disampaikan Airlangga pada 4 September 2020 dalam konferensi pers di kantornya.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengusulkan vaksin Covid-19 dalam dua jenis, yakni bantuan pemerintah dan mandiri. Vaksin pemerintah diusulkan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara hal ini berlaku bagi masyarakat yang membutuhkan yang termasuk dalam data PBI BPJS Kesehatan. Sementara itu, bagi yang mampu dapat menggunakan vaksin mandiri.

Harga vaksin berbayar tersebut beragam tergantung penjual yang memasarkan. Harga vaksin mandiri ditentukan tanpa campur tangan pemerintah.

“Harga dinamika tinggi tergantung masing-masing penjual, dan yang menetapkan harga bukan saya, penjualnya,” ujar Erick dalam konferensi pers online, Jakarta, Kamis (3/9/2020).[]

Sumber: liputan6.com
Editor: Acal

Shares: