KesehatanNews

Kenali lima jenis sakit kepala yang biasa dialami setiap hari

Ilustrasi, sakit kepala. (Foto: suara.com)

POPULARITAS.COM – Pernahkah kamu terbangun di pagi hari dan merasakan sakit di kepala? Rasa berdenyut yang amat mengganggu sungguh mengganggu bukan? Berurusan dengan sakit kepala memang bukanlah hal menyenangkan.

Bahkan sakit kepala ringan sekali pun dapat mengganggu produktivitas. Tak heran ketika seseorang mengalami sakit kepala, maka dia akan berusaha langsung mengatasinya.

Namun, ada sebagian orang yang mengalmi sakit kepala di setiap bangun pagi. Rasa sakitnya berkisar dari ringan hingga parah dan terkadang tidak pernah hilang. Kondisi ini disebut sakit kepala kronis.

Ahli saraf Payal Soni, MD mengatakan, sakit kepala dikategorikan kronis apabila terjadi selama 15 hari atau lebih dalam sebulan.

“Sakit kepala kronis adalah gangguan sakit kepala primer yang artinya tidak disebabkan oleh kondisi lain,” kata Soni seperti dikutip dari Kompas, Rabu (23/8/2023).

Sakit kepala kronis bisa terjadi pada siapa saja dan pada setiap rentang usia. Namun ada beberapa faktor risiko antara lain kegemukan, sleep apnea, kecemasan/depresi, fibromialgia – nyeri di sekujur tubuh, dan sakit punggung kronis.

Mengatasi sakit kepala kronis membutuhkan bantuan penyedia layanan kesehatan. Dr Soni menyarankan untuk mencatat sakit kepala setiap kali muncul.

“Pencatatan ini akan sangat membantu sehingga dapat diketahui seberapa sering sakit kepala terjadi,” kata dia.

Selain itu, pencatatan juga dapat menjadi informasi berguna bagi penyedia layanan kesehatan untuk menentukan jenis sakit kepala dan cara mengatasinya.

Jenis sakit kepala

Menurut Dr Sonu, ada lima jenis sakit kepala kronis. Masing-masing memiliki ciri dan penanganan yang berbeda.

  1. Migrain kronis

Umumnya migrain terjadi episodik artinya muncul sesekali dan rasa sakitnya akan hilang. Namun migrain periodik dapat berkembang menjadi kronis.

“Ada studi epidemiologi yang menyatakan bahwa migrain episodik dapat menjadi kronis pada sekitar 2,5 persen pasien migrain setiap tahun,” kata Dr. Soni.

Menurut dia, hal itu merupakan perjalanan alami dari penyakit. Selain itu, ada faktor potensial lainnya yakni gaya hidup. Misalnya, penggunaan obat sakit kepala secara berlebihan.

Entah yang diresepkan atau dijual bebas. Saat obat digunakan secara konstan, tubuh beradaptasi untuk mengatasi rasa sakit.

Hal itulah yang dapat membuat sakit kepala menjadi lebih sering dan lebih parah. Bahkan bisa terjadi setiap hari.

Dr Soni mengungkapkan, menurut beberapa penelitian faktor genetik berperan untuk mengembangkan migrain periodik menjadi migrain kronis.

Namun masih butuh penelitian lebih lanjut untuk memahami hubungannya.

  1. Sakit kepala tegang kronis

Seperti migrain kronis, sakit kepala tegang kronis diawali dengan sakit kepala tegang episodik yang kemudian berkembang. Beda sakit kepala tegang kronis dengan migrain kronis adalah gejalanya.

Jenis sakit kepala ini levelnya ringan hingga sedang. Sakit kepala tegang kronis walau seperti meremas atau menekan seluruh kepala tidak sampai mengganggu rutinitas sehari-hari.

Beberapa gejala migrain seperti kepekaan terhadap cahaya dan kebisingan, mual, serta muntah tidak terasa pada sakit kepala ini.

  1. Sakit kepala pasca-trauma kronis

Sakit kepala pasca-trauma kronis adalah sakit berulang yang terjadi setelah mengalami beberapa jenis trauma kepala seperti gegar otak.

Tapi, mereka yang memiliki riwayat migrain atau sakit kepala tegang juga lebih berisiko mengembangkan pola sakit kepala pasca-trauma kronis.

Shares: