News

Waspadai gelombang setinggi 2,5 – 4 meter di Perairan Sabang

BMKG ingatkan gelombang hingga empat meter di perairan Sabang
Ilustrasi: Seorang pria mengamati gelombang tinggi di Manado, Sulawesi Utara, Selasa (14/2/2023). ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/foc. (ANTARA FOTO/ADWIT B PRAMONO)

POPULARITAS.COMBadan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis potensi gelombang tinggi di sejumlah daerah pesisir. Menurut lembaga itu, gelombang 2,5 – 4 meter akan terjadi di beberapa perairan di Indonesia, termasuk salah satunya laut Sabang.

Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo, Sabtu (18/2/2023), instansi itu minta masyarakat yang tinggal di daerah pesisir untuk waspada. “Masyarakat harus waspada, dan juga para nelayan. Sebab potensi gelombang tinggi,” katanya.

Dikatakannya lagi, gelombang tinggi yang terjadi di sejumlah wilayah itu, akan berlangsung hingga dua hari kedepan, yakni 18-19 Feberuari 2023.

Gelombang tinggi yang terjadi di sejumlah perairan di Indonesia, disebabkan pola angin. Bagian utara, angin dominan bergerak ke arah barat laut-timur laut dengan kecepatan hingga 20 knot.

Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Selat Makassar bagian selatan, Laut Flores, dan Laut Banda.

Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, perairan utara Sabang, perairan barat Aceh-Lampung, Samudra Hindia Barat Aceh-Lampung, perairan utara Sabang, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten-Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, perairan selatan NTT, Laut Sawu, Samudra Hindia Selatan Banten, Samudra Hindia Selatan Jawa Barat, Samudra Hindia Selatan NTT, perairan selatan Kepulauan Anambas-Natuna, Laut Natuna dan perairan timur Kepulauan Bintan-Kepulauan Lingga.

Kondisi serupa juga terjadi di Laut Jawa bagian tengah dan timur, perairan utara Jawa Timur, perairan selatan Kalimantan, Selat Makassar bagian tengah-selatan, Laut Flores, perairan selatan Baubau, perairan Wakatobi, Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat – Laut Sulawesi, perairan utara Sulawesi Utara, perairan Kepulauan Sitaro, perairan Bitung-Likupang, Laut Maluku bagian selatan, perairan timur Halmahera, perairan utara Banggai-Sula, Laut Banda, perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Tanimbar, perairan Kepulauan Kai-Kepulauan Aru, perairan utara Papua Barat-Papua dan Samudra Pasifik Utara Papua.

Sedangkan gelombang yang lebih tinggi di kisaran 2,50 hingga 4,0 meter, berpeluang terjadi di Samudra Hindia Selatan Jawa Tengah, Samudra Hindia Selatan Jawa Timur, Samudra Hindia Selatan Bali-NTB, Laut Natuna Utara, perairan utara Anambas-Natuna, perairan utara Subi-Serasan, perairan Kepulauan Talaud-Sangihe, Laut Maluku bagian utara, perairan utara Halmahera, perairan Morotai, Laut Halmahera, perairan Raja Ampat bagian utara, serta Samudra Pasifik Utara Halmahera-Sorong.

Eko meminta setiap pihak memperhatikan betul risiko tinggi bagi keselamatan para pelayar. Misalnya bagi perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter), kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter).

Termasuk bagi kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4,0 meter).

Editor : Hendro Saky

Shares: