NewsPolitik

Ini Alasan Muslahuddin Daud Dipilih Jadi Ketua PDIP Aceh

Muslahuddin Daud, dan kepengurusan PDIP Aceh hasil Konferda 2019. FOTO : Ist

BANDA ACEH (popularitas.com) – PDI Perjuangan berhasil menyelesaikan seluruh tahapan konsolidasi partai dalam rangka Kongres V partai tersebut. Dari hasil kongres diketahui, pimpinan PDI Perjuangan memilih Muslahuddin Daud sebagai ketua umum di Aceh.

Pilihan ini tentu menghentak jagad politik di Aceh. Apalagi banyak pihak tak memperhitungkan sosok Megawati Soekarnoputri bakal memilih pria tersebut sebagai pengganti Karimun Usman di daerah ini. Terkait hal ini, PDI Perjuangan tentu memiliki dalil tersendiri.

Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, Minggu, 4 Agustus 2019 membenarkan pihaknya telah melakukan evaluasi, konsolidasi, sinkronisasi program, dan pergerakan struktur-struktural partai, baik secara vertikal maupun horisontal. Hal ini tak hanya dilakukan di Aceh, tetapi di 35 Provinsi yang ada di Indonesia.

“PDI Perjuangan memiliki struktur baru di 514 Kabupaten kota dan 34 Provinsi. Aceh menjadi puncak konsolidasi. Ibu Megawati Soekarnoputri dengan kejernihannya di dalam melakukan profiling kader, akhirnya menugaskan Muslahuddin Daud, sosok cendekiawan berpengalaman luas sebagai konsultan World Bank, visioner, namun karena panggilan nuraninya lebih memilih menjadi pejuang kemanusiaan dan membantu para petani Aceh,” kata Hasto Kristiyanto.

Sedangkan Yunia Sofiasti, seorang politisi muda dengan pengalaman luas sebagai seorang arsitek, ditugaskan sebagai Sekretaris PDI Perjuangan Aceh. Kedua sosok ini kemudian dikombinasikan dengan Hamdani, sosok aktivis PMII dan sekaligus pengusaha kopi di Aceh, sebagai bendahara.

Dia menyebutkan seluruh pimpinan baru DPD PDI Perjuangan tersebut diwajibkan memahami kebudayaan Aceh.

Dengan selesainya konsolidasi tersebut, Hasto mengatakan, PDI Perjuangan semakin meneguhkan dirinya sebagai partai yang membumikan demokrasi Pancasila dengan kedepankan musyawarah, yang dipandu dengan penerapan berbagai disiplin ilmu seperti psikologi, organization behaviour, leadership, strategi politik dan berbagai manajemen terapan lainnya.

“Proses kaderisasi ini muncul dari bawah, dan semakin mematangkan mekanisme kelembagaan partai,” katanya.

Menurutnya PDI Perjuangan merupakan partai yang lebih memilih mempersiapkan kader dengan melakukan rekrutmen secara aktif, melembagakan pendidikan politik dan kaderisasi. Hasto mengatakan PDI Perjuangan menjauhkan diri dari langkah pragmatis, seperti membajak kader dari partai lain. Sebab, kata dia, berpolitik adalah ‘investasi kehidupan’ bagi bangsa dan negara, karena itulah harus dilakukan dengan cara-cara baik.

“Tidak ada jalan pintas dalam politik,” ujar Hasto. “Kami percaya, bahwa demokrasi Pancasila yang dijalankan dengan musyawarah, gotong royong dan digelorakan oleh rasa cinta pada tanah air, adalah jalan demokrasi terbaik yang sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia,” katanya lagi.

Hasto mengatakan melalui Kongres V Partai, PDI Perjuangan menegaskan komitmennya sebagai Partai Pelopor dengan mengedepankan aspek ideologi, disiplin, moralitas dan etika kader.* (RED)

Shares: