News

Keluarga pasien keluhkan pelayanan di RSUDZA

Keluarga pasien keluhkan pelayanan di RSUDZA
Aspiani HY, pasien di RSUDZA usai dipindahkan ke ruang Marwah. Foto: Dok. Rahmi

POPULARITAS.COM – Keluarga seorang pasien di Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh mengeluhkan pelayanan di rumah sakit milik Pemerintah Aceh itu.

Keluhan ini disampaikan Rahmi yang merupakan adik ipar dari Aspiani HY (60), pasien yang baru saja menjalani operasi di RSUDZA Banda Aceh.

Dalam keterangannya kepada popularitas.com, Senin (6/3/2023), Rahmi menceritakan bahwa kakaknya selesai menjalani operasi bagian urologi ke dua pada Jumat (3/3/2023) lalu.

Namun usai operasi, Rahmi menyebut kakaknya yang juga diagnosa mengidap penyakit Tuberkulosis (TB) dipindah paksa oleh perawat di rumah sakit tersebut.

Rahmi mengaku sempat memohon agar pemindahan kakaknya ditunda, lantaran luka operasi pasien masih butuh perawatan intensif.

“Kan itu agak riskan kalau dipindah-pindahkan. Saya sempat meminta agar dipindahkan pada Senin, namun mereka tidak mengizinkan,” kata Rahmi, Senin (6/3/2023).

Rahmi juga mengatakan, pihaknya merasa tidak nyaman atas perlakuan perawat yang terlibat itu. Tenaga medis ini dinilai terkesan tidak sopan, bahkan terlalu terburu-buru.

“Kami sedih perlakuan perawat itu, bahkan kami sempat meminta waktu 30 menit untuk menghubungi saudara kami terlebih dahulu, namun si perawat tetap menyuruh kami untuk segera pindah,” ucap Rahmi.

Lebih lanjut, kata Rahmi, dokter yang menangani juga meminta agar Aspiani tetap berada di ruang tersebut sementara waktu. Lagi-lagi hal itu tak digubris perawat.

“Dokter minta pasien agar tetap di sini. Tetapi perawat itu tetap tidak mau,” ungkap Rahmi.

Rahmi beserta keluarga menyayangkan sikap dan perlakuan oknum perawat itu. Kini Aspiani dipindahkan ke ruang Marwah yang sebelumnya berada di tuang Raudah lima kamar 1.

Diagnosa TB

Wakil Direktur (Wadir) Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA), Novita mengatakan pemindahan pasien Aspiani HY (60) usai melakukan operasi dilakukan lantaran pasien telah diagnosa penyakit Tuberkulosis (TB) paru.

Sehingga pemindahan itu harus dilakukan agar tidak berisiko kepada pasien lain yang berada di ruangan tersebut.

“Pasien penderita TB ada ruangan khusus, bahkan pasien yang menderita penyakit lain juga seperti itu,” kata Novita kepada popularitas.com, Senin (6/3/2023).

Wadir Pelayanan RSUDZA Banda Aceh, Novita

Novita juga menyampaikan, pemindahan itu dilakukan setelah ada hasil pemeriksaan yang mendukung bahwa pasien terkonfirmasi TB paru.

“Itu memang prosedurnya seperti itu, dan pihak keluarga juga telah diberi pengertian oleh petugas sebelum dipindahkan, akan tetapi keluarga menolak,” sebutnya.

Apalagi, kata Novita, pasien Aspiani telah menjalani perawatan operasi, karena kemudian kembali diagnosa TB paru sehingga perawatan bagian paru juga penting dilakukan.

“Penanganan untuk operasi sudah selesai. Pasien ini komplikasi berbagai macam diagnosa penyakit. Jadi untuk tata laksana sudah selesai jadi kini menjalani perawat untuk parunya, itu aja sebenarnya,” ujar Novita.

Menanggapi adanya perlakuan dari perawat yang tidak menyenangkan, Novita mengaku akan berkomunikasi terlebih dahulu. Apabila terbukti maka Novita akan menegurnya.

“Ini saya akan dudukan dulu perawatnya. Kita akan menegur jika memang ada kesan tidak baik supaya komunikasi jadi lebih baik. Itu nanti biar saya yang tegur,” imbuhnya.

Shares: