News

Kerugian akibat bencana selama 10 tahun terakhir di Aceh capai Rp1,6 triliun

Longsor di Pidie, arus lalu lintas sempat terganggu
Personel Polsek Tangse saat membersihkan material longsor yang tertimbun badan jalan di daerah itu, Jumat (24/3/2023). Foto: Dok. Polsek Tangse

POPULARITAS.COM – Berdasarkan data yang direkap Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Aceh, tren secara keseluruhan bencana di Aceh dari tahun 2012 sampai 2022, cenderung meningkat, walaupun terjadi sedikit penurunan pada tahun 2020 ke tahun 2022.

Hal tersebut disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Ilyas dalam keterangannya, Rabu (23/8/2023).

Ilyas menyebutkan jika biasanya bencana yang terjadi adalah banjir dan tanah longsor serta Karhutla.

“Lebih dari 1,5 juta jiwa terdampak bencana alam di Aceh selama 10 tahun terakhir dan taksiran kerugian mencapai 1,6 triliun rupiah. Hal ini tentu saja jika dihitung dengan anggaran APBA di tahun ini saja sekitar 10 persennya,” ujar Ilyas.

Ilyas menyampaikan, seperti diketahui bahwa Indonesia khususnya Aceh merupakan daerah rawan bencana, di setiap pertemuan selalu disampaikan bahwa di Aceh ini sudah ditetapkan 3 zona yang sering terjadi bencana yaitu zona 1 di wilayah barat dan selatan Aceh, sering terjadi karhutla dibanding kejadian banjir dan bencana lainnya.

Sementara zona 2 adalah wilayah tengah Aceh, lebih sering terjadi tanah longsor dan ingin puting beliung.

Sementara di zona 3 wilayah timur Aceh, sering terjadi banjir diakibatkan oleh tingginya curah hujan di wilayah zona 2 dan disamping faktor lainnya

Sosialisasi dilakukan saat ini, lebih kepada mitigasi untuk disosialisasikan sampai kepada masyarakat.

Penting peran pentahelix dalam penanganan bencana di Aceh karena harus melibatkan semua stakeholder dalam penanggulangan bencana.

“Selama ini kita telah berkolaborasi dalam setiap penanggulangan bencana, dimana unsur pentahelix secara bersama-sama dan bahu membahu, sebagai contoh dalam penanganan karhutla,” katanya.

Jadi kegiatan ini sangat penting, sehingga nantinya masyarakat bisa mengetahui potensi ancaman bencana di daerahnya.

Artinya setelah sosialisasi ini perlu kita secara bersama-sama menyampaikan kepada masyarakat potensi ancaman bencana di daerahnya.

Langkah-langkah mitigasi bencana, perlu dikomunikasikan sampai ke level masyarakat, misalnya meningkatkan kesadaran masyarakat supaya tidak membakar sampah, membakar lahan maupun membuang puntung rokok secara sembarangan.

Melanjutkan sambutannya, Ilyas juga mengingatkan kembali tugas dan fungsi BPBD dalam penanggulangan mulai dari prabencana, saat bencana dan pascabencana.

“Jadi untuk mengurangi risiko bencana, sosialisasi harus dilakukan secara terus menerus, agar masyarakat memiliki pemahaman yang memadai tentang tindakan yang harus dilakukan di saat prabencana, saat bencana dan pascabencana,” pungkasnya.

Shares: