NewsOlahraga

Suporter Minta Pemerintah Aceh Rehab Stadion Harapan Bangsa

Suporter Persiraja Bersatu yang terdiri dari Suporter Kutaraja Untuk Lantak Laju (SKULL) dan Persiraja Fans Club melakukan aksi di depan Stadion Harapan Bangsa, Lhoong Raya, Banda Aceh, Senin, 16 Desember 2019 sore. (Muhammad Fadhil/popularitas.com)

BANDA ACEH (popularitas.com) – Suporter Persiraja Bersatu yang terdiri dari Suporter Kutaraja Untuk Lantak Laju (SKULL) dan Persiraja Fans Club melakukan aksi di depan Stadion Harapan Bangsa, Lhoong Raya, Banda Aceh, Senin, 16 Desember 2019 sore.

Dalam aksi ini, suporter meminta pemerintah Aceh segera merehab Stadion Harapan Bangsa sesuai regulasi yang ditetapkan PT LIB, agar Persiraja bisa berkandang di Aceh saat mengarungi kompetisi Liga 1 2020.

Baca: Verifikator PT LIB: Pekerjaan Besar Menanti Persiraja dan Dispora Aceh Benahi Stadion Harapan Bangsa

Dirjen SKULL, Teuku Mufri mengatakan, pihaknya tidak ingin Persiraja harus berkandang di luar Aceh apabila Stadion Harapan Bangsa dianggap tidak memeuhi syarat yang ditetapkan PT LIB.

“Seperti kita ketahui masyarakat Aceh sejak lama memimpikan Persiraja berada di kasta tertinggi sepakbola Indonesia,” kata Mufri.

Baca: Markas Persiraja Pindah ke Stadion Harapan Bangsa

Ia menjelaskan, para suporter dan pecinta Persiraja siap turun ke jalan menagih janji Pemerintah Aceh yang akan membantu Persiraja seperti yang disampaikan Plt Gubernur Aceh pada jamuan makan malam pada 3 Desember 2019.

Jika tuntutan itu tak direalisasikan, kata Mufri, maka para suporter akan turun ke jalan dan kantor-kantor pemerintahan untuk menggalang dana, yang nantinya digunakan untuk merehap Stadion Harapan Bangsa.

“Dalam hal ini mungkin kami akan turun langsung ke jalan, mungkin juga akan turun ke kantor-kantor, kami berusah untuk menggalang dana, merehap stadion kebanggan masyarakat Aceh ini,” jelasnya.

Suporter, kata Muftri, tak mau tahu terkait dana dari mana yang akan digunakan pemerintah Aceh dalam merehab stadion. Yang terpenting, pemerintah Aceh harus mencari solusi terkait permasalahan ini.

“Bagaimana mekanisme seharusnya pemerintah punya jalan dan sulusi, banyak pembangunan dulu tendernya terakhir, itu mekanismenya pemerintah lebih tahu,” kata dia.*(C-008)

Shares: